Tweet |
Topik:
|
Apa Itu CPC (Cost Per Click) dan CPM (Cost Per Mille)?Oleh: Hobon.id (05/07/2025)
![]() Advertisement:
Memahami CPC (Cost Per Click)CPC adalah singkatan dari Cost Per Click dan merujuk pada jumlah yang dibayarkan pengiklan setiap kali seseorang mengeklik iklan mereka. Daripada membayar agar iklan tersebut dilihat, pengiklan hanya membayar saat pengguna secara aktif berinteraksi dengan mengekliknya. Model ini banyak digunakan dalam iklan mesin pencari, seperti Google Ads, serta pada platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan LinkedIn. Model ini menjadi favorit bagi pemasar yang berfokus pada kinerja dan konversi. Cara Kerja CPCMisalnya kita mengiklankan suatu produk di Google Ads dan kita menetapkan tawaran CPC maksimum sebesar 10 ribu rupiah. Jika iklan kita muncul di hasil pencarian dan pengguna mengekliknya, kita akan membayar hingga 10 ribu rupiah untuk klik tersebut. Jumlah sebenarnya yang kita bayarkan mungkin lebih sedikit, tergantung pada persaingan dan kualitas iklan. Rumus untuk menghitung CPC adalah: CPC = Total Biaya Klik / Total Jumlah Klik Misalnya, jika kita menghabiskan 3 juta rupiah untuk kampanye yang menerima 400 klik, CPC rata-rata kita adalah 7,5 ribu rupiah. Mengapa Menggunakan CPC?CPC ideal jika tujuan kita adalah untuk mengarahkan kunjungan ke website, halaman produk, halaman landing page, atau formulir. Karena kita hanya membayar saat seseorang mengeklik, ini adalah model berbasis kinerja, jadi kita tidak membayar untuk tayangan yang mungkin tidak menghasilkan tindakan pengguna apa pun. Biasanya pemasar lebih memilih CPC jika mereka menginginkan interaksi pengguna yang terukur, tujuannya adalah penjualan atau perolehan prospek, serta mereka memiliki corong konversi khusus untuk dioptimalkan. Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun CPC dapat mendorong kunjungan, klik tidak selalu sama dengan konversi. Jumlah klik yang tinggi dengan rasio konversi yang rendah dapat berarti kita masih perlu meningkatkan penargetan halaman landing page, penawaran, atau audiens kita. Memahami CPM (Cost Per Mille)CPM adalah singkatan dari Cost Per Mille, dengan "mille" dalam bahasa Latin berarti seribu. Dalam model ini, pengiklan membayar untuk setiap 1.000 tayangan iklan, terlepas dari apakah pengguna mengeklik iklan tersebut atau tidak. CPM umumnya digunakan dalam iklan bergambar, iklan banner, dan iklan video, terutama pada platform seperti YouTube, website berita, dan jaringan konten. Cara Kerja CPMJika website atau jaringan iklan menawarkan tarif CPM sebesar 75 ribu rupiah, artinya kita akan membayar 75 ribu rupiah untuk setiap 1.000 kali iklan kita ditayangkan kepada pengguna. Tayangan ini dapat terakumulasi dengan cepat, tergantung pada ukuran audiens. Rumus untuk CPM adalah: CPM = (Total Biaya / Total Tayangan) × 1000 Misalnya, jika kita menghabiskan 5 juta rupiah untuk kampanye iklan display yang menghasilkan 50.000 tayangan, maka CPM kita akan menjadi: (5.000.000 / 50.000) × 1000 = 100.000 CPM Mengapa Menggunakan CPM?CPM paling baik digunakan jika tujuan utama kita adalah visibilitas, kesadaran, atau pencitraan merek. CPM tidak menjamin bahwa pengguna akan mengeklik atau berinteraksi dengan iklan, tetapi memastikan pesan kita menjangkau banyak orang. Biasanya pengiklan memilih kampanye CPM saat mereka meluncurkan produk atau layanan baru, menjalankan kampanye kesadaran merek, ingin menjangkau khalayak luas dengan iklan visual atau video, serta memprioritaskan tayangan daripada interaksi. Model CPM memungkinkan jangkauan yang sangat luas dengan biaya yang relatif rendah, tetapi karena tidak mengukur tindakan langsung, ROI-nya mungkin lebih sulit diukur kecuali jika dipasangkan dengan metrik lain seperti rasio keterlibatan, konversi tampilan, atau studi peningkatan merek. CPC vs. CPMMeskipun CPC dan CPM merupakan model penetapan harga yang digunakan dalam periklanan online, keduanya memiliki tujuan pemasaran yang berbeda dan beroperasi secara berbeda. Berdasarkan tujuannya, CPC berfokus pada klik dan paling baik untuk pemasaran performa dan konversi. Sementara CPM berfokus pada tayangan dan paling baik untuk kesadaran dan jangkauan merek. Sedangkan berdasarkan struktur biaya, CPC hanya mengenakan biaya saat pengguna mengeklik iklan. Sementara CPM mengenakan biaya berdasarkan seberapa sering iklan dilihat, terlepas dari klik yang dilakukan. Kalau ditinjau dari segi risiko, CPC mengalihkan risiko kepada penerbit, karena mereka hanya dibayar saat pengguna mengeklik. Sementara CPM mengalihkan risiko kepada pengiklan, karena mereka membayar meskipun tidak ada yang terlibat. Dan dalam kasus penggunaan, CPC lebih baik untuk respons langsung, seperti menghasilkan prospek atau pembelian. Sementara CPM lebih baik untuk membangun visibilitas merek, terutama dalam skala besar. Memilih Model yang Tepat untuk Kampanye KitaUntuk memilih antara CPC dan CPM bergantung pada sasaran pemasaran, anggaran, dan konteks kampanye kita. Gunakanlah CPC saat kita menginginkan tindakan pengguna yang terukur, seperti klik, prospek, dan penjualan. CPC juga cocok digunakan jika iklan kita berbasis teks atau penelusuran serta jika kita memiliki anggaran kecil dan ingin memastikan ROI. Namun, jika kita ingin menghasilkan kesadaran atau paparan massal, iklan kita bersifat visual seperti format banner, video, dan cerita, atau kita sedang membangun merek atau meluncurkan sesuatu yang baru, serta kita memiliki aset materi iklan yang kuat dan pesan yang menonjol, maka sebaiknya kita memilih model iklan CPM. Banyak juga pemasar tingkat lanjut menggunakan kombinasi kedua model dalam strategi yang lebih luas, yaitu menjalankan kampanye berbasis CPM untuk mendorong kesadaran dan kampanye CPC untuk menangkap tindakan pengguna langsung setelah paparan merek. Peran Kualitas dan PenargetanBaik kita membayar per klik atau per seribu tampilan, kualitas iklan dan penargetan audiens kita memiliki dampak signifikan pada efektivitas kampanye. Iklan yang dirancang buruk dan ditampilkan kepada audiens yang salah akan membuang-buang uang, terlepas dari apakah kita menggunakan CPC atau CPM. Itulah sebabnya relevansi iklan, kreativitas, dan ketepatan penargetan sama pentingnya dengan model penetapan harga itu sendiri. Platform seperti Google dan Facebook biasanya menggunakan sistem lelang yang mempertimbangkan kualitas iklan (relevansi, keterlibatan, kinerja historis) bersama dengan tawaran kita. Itu berarti iklan yang lebih baik dapat mengungguli penawar yang lebih tinggi dengan iklan berkualitas rendah. Advertisement:
Jadi, CPC dan CPM adalah konsep dasar dalam periklanan digital, dan memahami perbedaan antara keduanya sangat penting untuk menjalankan kampanye yang efisien dan berorientasi pada sasaran. CPC sangat bagus bagi mereka yang menginginkan keterlibatan langsung dan berfokus pada tindakan—klik, prospek, penjualan. CPM, di sisi lain, ideal untuk kampanye yang dirancang untuk memaksimalkan visibilitas dan kesadaran merek, terutama bila didukung oleh pesan yang kuat dan jelas. Sebagai pemasar digital, pemilik bisnis, atau pengiklan, menguasai kedua model akan membantu kita memilih strategi terbaik berdasarkan tujuan kita, dan memastikan kita membelanjakan anggaran iklan dengan bijak.
Artikel Terkait:
|